merah jambu yang dihidupkan raga
sesungguhnya tak butuh kita timpa
selepas seloka, bertubi-tubi kita tulis riwayat kopi
mereka yang kehilangan cemasnya
kelak mati dihujani pahit sendiri
sesekali pun kita perlu rayakan puisi
kau kira babi-babi sudi melumuri dirinya sendiri?
tidak dengan kita, gemar memukat air mata
kelak akan kita ajari babi-babi menghidu rasa
rindu, pilu, sampai mereka luka
hingga tak ada cara lain menjadi dingin
kecuali jatuh cinta
Februari 2016
(Puisi ini ditulis dalam rangka mengikuti #NulisBarengAlumni Kampus Fiksi dengan tema ‘Babi’)
Happy sedang jatuh cinta?
nggak, mas, nggak ._.
lhoh, :v
Aaah.. Aku terperangkap dalam rsngkai rindu ini.. Ehehe
Cieee yang udah jadi dot.com hahaha , selamat ya , rindu itu sudah utuh tinggal menyentuh dan beradu dalam nada seru, aku terpacu!
loh apa -_-
lepaskan 🙂
makasih kaaaaak~ 😀
hidup rindu >_<
HEp, rekues bikinin aku puisi, judulnya Mentari 😀
Men-ta-ri
Silau
tuh, udah x'D
baru tau kalo mau jadi dingin itu mesti jatuh cinta…hehehe…