Karya · Oktober 26, 2014 4

Sepat Rindu

Sumber gambar

Namamu tak pernah hilang.

Mendekap lugu, pura-pura malu.

Aku sudah tak mampu paham.

Kenangan tiba lagi. Menghitung

bisik-bisik keluhan. Tentang mencintai

dua ribu empat ratus rindu tanpa suara.

“Sudah kubilang, mencintai adalah

memulai luka,” kata udara, sok dewasa.

Aku bahkan hampir gila.

“Sepertinya,” aku mulai bicara,

“kisah cintaku memang sesepat kopi

yang kuminum tadi malam.”

Oktober, 2014