Jika ada pertanyaan, “apa film tersedih sepanjang masa?”, barangkali Miracle in Cell No. 7 adalah salah satunya. Film yang menemani masa remaja dewasaku tersebut sampai saat ini masih terngiang di kepala.
Nampaknya, Miracle in Cell No. 7 bukanlah film yang tidak pernah terdengar di telinga. Bahkan seseorang yang jarang menonton film, terlebih film Korea pun akan ikut mengamini fakta besar satu ini; film ini menyajikan cerita yang sulit untuk kita lupa.
Miracle in Cell No. 7 adalah film Korea Selatan yang disutradarai dan ditulis oleh Lee Hwan Kyung. Film ini dibintangi Ryu Seung Ryong, Kal So Won, Park Shin Hye, Oh Dal Su, Jung Jin Young, Park Won Sang, Kim Jung Tae, dan Jung Man Sik.
Lewat cerita yang menyayat hati, Miracle in Cell No. 7 mampu membuat menonton terkesima dengan alur cerita yang diberikan. Sehingga tak ayal membuat film, sutradara, hingga para pemainnya diguyur beragam penghargaan.
Tak pelak, keistimewaan yang dihadirkan membuat berbagai negara bahkan mengadaptasi film drama keluarga tersebut. Sudah ada 7 negara yang mengadaptasinya, di antaranya Turki, Filipina, India, Spanyol, Arab dan Kanada. Terbaru, adalah adaptasi versi Indonesia.
Baca Juga: Film Ngeri-Ngeri Sedap: Konflik Batin Keluarga yang Relatable
Seperti apa review Miracle in Cell No. 7 Indonesia? Simak tulisan ini sampai tuntas, ya.
Review Miracle in Cell No. 7 Indonesia
Miracle in Cell No. 7 Indonesia diproduksi oleh Falcon Pictures, sebuah rumah produksi yang sudah banyak membuat film remake Korea Selatan. Di sini, Falcon Pictures mendapuk Hanung Bramantyo sebagai sutradara.
Kiprah Hanung Bramantyo dalam menyutradarai film-film adaptasi tentunya tidak perlu diragukan lagi. Sudah banyak film adaptasi karyanya yang menembus jutaan penonton, seperti Ayat-Ayat Cinta, Perahu Kertas, Habibie Ainun, hingga Bumi Manusia.
Selain sutradara, Miracle in Cell No. 7 Indonesia juga bertabur bintang-bintang ternama yang tampak menarik mata. Ada Vino G. Bastian, Indro Warkop, Mawar de Jongh, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen Rakelna, Denny Sumargo, Graciella Abigail, Coki Pardede, Sheila Dara Aisha, Teuku Rifnu Wikana, Nadila Ernesta, Iedil Putra, Tretan Muslim, hingga Agla Artalidia.
Miracle in Cell No. 7 Indonesia berkisah tentang Dodo Rozak, seorang ayah yang memiliki disabilitas intelektual autisme. Keterbatasan itu membuat Dodo kerap bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak. Namun di tengah kekurangan yang dimiliki, ia selalu berupaya menjadi seorang ayah yang baik bagi anak perempuan satu-satunya yang bernama Ika Kartika Rozak.
Dodo membesarkan Kartika sendirian sejak ia lahir, karena sang istri meninggal dunia selepas melahirkan Kartika. Meski begitu, Kartika tetap bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ia bahkan lebih sering menjaga dan merawat Dodo. Kartika juga kerap membantu sang ayah berjualan balon.
Baca Juga: Romance is a Bonus Book: Ketika Buku dan Cinta Menghangatkan Kita
Keduanya menjalani hidup dengan bahagia dan penuh suka cita. Namun hidup mereka tiba-tiba dihujani nestapa ketika Dodo terjerat permasalahan yang membuatnya harus dipenjara. Dodo ditangkap karena mendapatkan tuduhan membunuh dan melakukan pelecehan seksual terhadap gadis kecil bernama Melati.
Hal itu membuat Dodo harus rela terpisah jauh dengan Kartika. Ia kemudian dimasukkan ke dalam sel No. 7 yang dihuni oleh napi-napi beringas. Mereka adalah Japra, Zaki, Yunus, Atmo, dan Asrul.
Meski pada awalnya Dodo Rozak harus mengalami masa sulit dipenjara, tetapi kebaikan yang ia bawa membuatnya mendapatkan banyak perhatian dari para napi, khususnya Japra Cs. Mereka bahkan melakukan beragam strategi untuk menyelundupkan Kartika ke penjara demi mewujudkan keinginan Dodo.
Kebahagiaan Dodo dan Kartika memberikan banyak energi baik, sampai-sampai para napi saling bahu membahu untuk membuat Dodo bisa keluar dari penjara karena mereka yakin bahwa Dodo hanyalah korban fitnah.
Sayangnya, ancaman Willy Wibisono kepada Dodo membuat rencana yang diyakini berjalan mulus menjadi gagal total dan melahirkan penderitaan dan kesedihan baru bagi semua orang.
Sebagai film adaptasi, Miracle in Cell No. 7 Indonesia mampu menghadirkan alur cerita yang sama persis seperti versi aslinya, tetapi dengan ornamen yang berbeda. Vino G. Bastian, Graciella Abigail, dan Mawar de Jongh diposisikan sebagai spotlight. Ketiganya terbilang berhasil membawakan karakter masing-masing.
Elemen yang tak kalah menarik adalah implementasi komedi yang dihadirkan. Film ini mampu memberikan tontonan yang menghibur lewat peran dan segala banyolan yang dilontarkan Japra Cs. Penonton sukses dibuat tertawa oleh tingkah konyol masing-masing karakter, terlebih Yusril dan Atmo yang punya peran komedi lebih menonjol.
Baca Juga: A Long Visit
Miracle in Cell No. 7 Indonesia memiliki color tone yang konsisten, di mana didominasi dengan warna kuning dan oranye. Lagu Andaikan Kau Datang yang dibawakan Andmesh Kamaleng sebagai penutup pun mampu menyempurnakan drama di dalamnya.
Namun sebagai film adaptasi, ada satu hal yang bikin aku benar-benar kurang puas dengan film ini yaitu feel yang dihadirkan secara keseluruhan. Menonton Miracle in Cell No. 7 versi asli adalah pengalaman paling memorable yang pernah aku rasakan. Bagaimana tidak? Film asli Koreanya benar-benar membuat aku sesak napas karena berlinang air mata dari awal cerita. Tapi entah kenapa pengalaman yang sama tidak aku dapatkan di film versi Indonesia ini.
Untuk hati yang mudah tersentuh, film berdurasi 2,5 jam ini kurang bisa membuat aku sedih. Meski begitu, Miracle in Cell No. 7 Indonesia adalah film bagus yang patut untuk tidak dilewatkan begitu saja.
Itulah review Miracle in Cell No. 7 Indonesia. Ayo nonton sebelum turun layar.
aku sempet nonton trailernya nihhh, keren juga ya taktiknya japra cs, bisa nyelundupin Kartika ke dalam penjara loh biar ketemu bapaknya
Saya belum pernah lihat film Miracle in Cell No. 7 versi aslinya. Jadi ketika banyak yang bilang film versi Indonesia ini melo dan menguras airmata rasanya jadi penasaran. Tapi kita patut bangga pada industri perfilman tanah air. Setelah vacum gara2 pandemi kini film-film Indonesia bermunculan dan mampu menghibur masyarakat.
Saya sudah membaca beberapa review seputar film ini, Mbak. Saya pun belum sempat nonton, termasuk versi koreanya. Dan karena banyak yang memberi bintang 5, jadi penasaran saya ingin segera nonton.
Belum sempat nonton yang versi indonesia. Tapi kalau yang versi asli nya mah jangan ditanya. Udah berulang kali dan selalu mewek
kalau dilihat dari reviewnya banyak yang berurai air mata. Sepertinya film ini banyak menyimpan cerita sedih. Jujurly belom nonton tapi penasaran hehehe
Penasaran pengen nonton film ini kak, tapi nggak kebayang ya jadi Kartika yang punya ayah yang autism trus harus berjuang ketika ayahnya dipenjara. Yang bikin penasaran lagi karena film ini juga banyak yang mengadaptasi jadi pastinya film ini keren banget
Waktu tahu film Miracle in Cell no 7 ini diadaptasi, saya nggak tertarik untuk menontonnya. Sederhana, takut membandingkan sama aslinya. Karena film aslinya sebaguuus dan sedalam itu kesannya sampai sekarang.
Tapiiiii saat tahu yang main Vino G Bastian, sutradaranya Hanung Bramantyo, kok jadi kepo juga, apalagi lihat trailernya. Cuma belum sempat nonton nih, kemarin nonton Mencuri Raden Saleh dulu 🙂
Mungkin akhir pekan ini disempatkan aksinya mas Vino dan dik Mawar de Jongh lah..
Daku belum nonton versi asli maupun yang ini. Masih nyimak review dari manteman dulu aja saat ini.
Wah iya, lagi banyak yang ngeriview film ini
Katanya g kalah menarik dengan versi aslinya
Jadi pengen nonton juga
Terima kasih riviewnya, semoga ada kesempatan menontonnya, seruu kayaknya mengandung bawang. Siap2 yg mellow bisa mewek nih kayaknya
Ada banyak film Indonesia yg bagus-bagus sekarang, setelah baca ulasan ini aku jadi pengen nonton Miracle in Cell No. 7 ini padahal sebelumnya sudah pernah nonton yg versi koreanya
Aku pribadi kalau ada film adaptasi udah meyakinkan diri untuk ekspektasi terlalu tinggi mbak, mengingat versi koreanya memang keren banget. Tapi aku masih penasaran buat nonton film ini sih
Miracle No.7 ini memang udah lama masuk playlist film terbaik yang pengen saya tonton bareng doi, tapi belum ada waktu karna sibuk sama kerjaan T-T
Pingin banget nonton inu, tapi masih belum sempat ke bioskop. Ditambah baca review ini jadi tambah penasaran aku tu
Yang versi Korenya mmang sungguh tak bisa berenti menangis sih..
Rasanya mata bengep-bengep setelah nonton Film Miracle in Cell No. 7
Dan ngabayangin dalam versi Indonesianya diperankan oleh Vino G. Bastian. Luar biasaaa… Pasti petjah banget yaaa…
ga berani nonton nih aku mba.. baik film aslinya maupun yang adaptasi ini belum nonton wkwk soalnya kawatir ketrigger gituu kalo nonton drama yang bikin emosi teraduk2. but anyway makasi reveiwnya. kayaknya tetep perlu aku agendakan untuk nonton
MKasih infonya Kak. Penasaran karena adaptasinya yang berjumlah banyak, tetapi paling gak siap nonton yang sesih sedih saya tu.
Banyak yang sudah nonton katanya bakal bersimbah air mata ya ka tapi tetep saja tidak bisa menyamai versi koreanya walau sebgus apapun yg asli selalu lebih baik
Film Miracle in Cell ini berbagai negara ada filmnya kalau ndak salah kak, sepertinya Film paling harunya dari Korea, karena scane ditampilkan plus pembawaan filmnya menyentuh. Kalau liat trailer Miracle ala Indo ini yg bikin haru pas Andmesh nyanyiin lagu Andaikan Kau datang Kembali itu, menyentuhh
wahh baru tahu kalo ada versi indianya juga. jadi penasaran mau nonton se-haru apa ceritanya, soalnya baru nonton yang versi korea dan sukses bikin mataku bengkak, hehehe
Filem ini jadi salah satu film yang udah lama pengen saya tonton bareng istri, cuma belum sempet dan belum punya kesempatan yang pas buat nonton bareng.