Prosa · Agustus 15, 2012 0

#Nol

#Nol
Sebuah pendengaran, jika engkau mencintai, maka jangan mencintai seperti apa yang kau lakukan untuk mencintai. Lalu salah seorang pendengar bertanya “Lalu apa yang harus kami lakukan untuk cinta kami?”.
“Genggamlah cinta tersebut kedalam tanganmu”. Datar. Semua yang duduk punya caranya sendiri untuk berfikir. Maksud, arti dari sebuah cinta. Kepemilikan.
Jelas-jelas bukan hati. Tidak boleh, katanya. Semuanya tergantung Tuhan, lagi-lagi.

#Nol
“Pilih lelah atau bodohmu?” Silahkan itu terserah hatimu lagi-lagi. Katanya di sela hatinya.
“Aku adalah seorang guru, kau dengar?”. “Aku percaya yang dikatakan phytagoras. Tapi mengertilah, aku punya cara sendiri untuk hal ini, satu waktu. Ijinkan..sekali saja”.
Mengejar matahari, mengejar bulan, kejar saja semua yang bisa dikejar. Man jadda wajada.
Bukan orang pintar, tapi orang yang punya kesungguhan. Lagi-lagi, menunggu Tuhan mengatakan ‘Kun’.

15 Agustus 2012