#1Day1Dream · Januari 1, 2015 10

Menulis Buku #1Day1Dream

Sumber gambar



Lihat ke langit luas
Dan semua musim terus berganti
Tetap bermain awan
Merangkai mimpi dengan khayalku
Selalu bermimpi dengan hadirku— Noah, Aku dan Bintang


Mimpi. Satu kata yang sederhana namun tak sederhana. Ia begitu kuat, begitu menjanjikan, begitu menenangkan. Tapi di suatu kondisi ia bisa begitu amat melukai, menjatuhkan, dan melenyapkan asa. Bukan berarti karena itu semua tidak ada lagi orang yang ingin bermimpi. Masih banyak bahkan teramat banyak. Barangkali bagi orang yang tak punya mimpi pun sebenarnya mereka juga punya mimpi, yaitu memimpikan sebuah mimpi. Sama-sama mimpi, toh?

Saya juga punya mimpi, banyak sekali. Bahkan dengan ilmu matematika yang saya miliki pun rasanya saya tak mampu menemukan cara untuk menghitungnya. Lagipula tak perlulah sok-sokan menghitung mimpi, menghitung setiap algoritma saja saya masih tak becus.

Saya ingin cerita dulu mengenai hal kecil namun berarti besar bagi kepercayaan diri saya dalam hal menulis. Saya teramat senang dan bangga, dalam dua tahun terakhir ini telah menghasilkan empat belas buku antologi bersama. Meskipun dari keempatbelas buku tersebut masing-masingnya saya hanya menghasilkan satu karya, di mana dari setiap buku hanya ada sekitar 1-6 halaman tulisan yang saya tulis. Tidak banyak. Namanya juga antologi bersama, ya ditulis bersama-sama. Jadi penulisnya bukan cuma saya, tetapi ada beberapa penulis lainnya yang juga berasal dari Indonesia.
Tapi, paling tidak ada kesenangan dalam hati yang hanya diri sendiri saja yang tahu rasanya. Juga saya yang merasa telah sedikit berkembang, dari yang tadinya hanya menulis untuk diri sendiri dan dinikmati sendiri pula, kini saya lebih berani mengekspresikan tulisan-tulisan kepada khalayak luas. Yang tadinya masih malu-malu menulis di blog dan dibaca orang. Sekarang malah senang dikunjungi dan diapresiasi dengan komentar-komentar yang membangun tentunya.

Mungkin itu sedikit dari apa yang saya dapatkan hingga tahun 2014 ini.

Dan hari ini, di awal tahun bernama 2015, saya ingin menulis sebuah mimpi, lagi. Mimpi yang mungkin sudah berkali-kali saya menyebutkan bahkan menuliskannya. Mimpi yang masih belum terwujud. Mimpi yang sudah hidup menahun dalam bayang imaji. Mimpi di mana ketika ia berupa nyata, maka saya akan merasa bahagia. Bukan, bukan berarti sampai saat ini saya tak pernah bahagia. Keterwujudan sebuah mimpi yang diidamkan adalah momentum kebahagiaan lain yang akan terasa berbeda. Mungkin akan terasa lebih menakjubkan dan membuat kaki gemetar. Atau barangkali membuat butir-butir air mata jatuh ke pipi. Ya, menangis basah. Tapi menangis memang selalu membuat basah. Ah, ada-ada saja saya ini, hehehe.

Kau tahu apa mimpiku itu?

Kau pasti tahu, teramat tahu mungkin.

Ya, saya ingin menulis buku di tahun 2015 ini. Buku saya  sendiri, bukan buku orang lain. Bukan lagi sekedar karya yang ditulis beramai-ramai. Sebenarnya di pertengahan tahun 2014 lalu saya sudah berniat untuk menulis buku. Namun, karena banyak kekurangan yang ada dalam diri saya sendiri tentang ilmu menulis yang masih sangat dangkal sehingga membuat saya begitu sulit untuk menulis dan mengembangkannya. Dan berbagai macam penghalang lainnya seperti rasa malas, ide yang kurang, dan serangan writers block yang memburu saya terlalu lama. Sampai-sampai saya sendiri lupa bagaimana caranya menulis. Ah, selebay itukah.

Itulah kenapa di tahun 2015 ini, saya benar-benar ingin belajar. Mengejar mimpi dan mewujudkannya secara  nyata bukan hanya dalam khayalan. Dan dengan mengikuti project #1day1dream inipun adalah salah satu cara saya belajar menulis dan mengembangkannya. Semoga saya bisa. Doakan ya.

Selamat bermimpi. Selamat berkhayal. Selamat mengerjakan. Selamat berusaha.

Selamat tahun baru!

#1Day1Dream