Dunia akan terasa menjadi dunia, bila saja kau tak peduli akan keinginanmu sendiri. Apa yang hendak kau beli terlalu tinggi—bagi seseorang yang bahkan merasa tak ada harganya sama sekali. Kau mungkin masih tak tahu, bahwa hidupnya, tak lebih dari sekadar pohon-pohon tak berbuah. Terus tumbuh tanpa pernah menghasilkan apa-apa.
Mungkin ia sudah ingin mati, tapi kemengertiannya terhadap persiapan diri sebelum pergi membuatnya tak bisa berhenti di hari ini.
Barangkali ia tak pernah bosan menghabiskan berjam-jam duduk di Alun-alun Kota
—di mana tak ada yang memedulikannya, meski ada ribuan orang hilir-mudik di sana. Termasuk aku. Jangan salahkan aku kenapa tak memilih menjadi pahlawan di siang bolong seperti yang orang-orang lain katakan. Karena nyatanya, perempuan itu memang sengaja mengasingkan diri hanya untuk menunggu makhluk paling dingin sepertimu.
Aku pernah menemukan sepotong kertas berisi puisi
. Bahwa keinginan kecilnya adalah hal paling gila yang pernah aku cerna. Ia hanya ingin menjadi metafora dan hidup selamanya dalam buku yang berulangkali kau baca. Ia ingin menjadi langit-langit kamar tanpa suara yang bisa mendengarkanmu bernyanyi kapan saja. Ia hanya ingin kamu.
Aku tahu, aku tidak akan pernah punya kesempatan. Sebab, bukan aku, lelaki di hatinya sejak dulu.
Aku bukan lelaki itu namun senyumnya mampu melumpuhkan dua hati, hatimu dan hatiku
Ouch!
Kalau cinta sudah direkayasa… *njadi ndangdut*
Fire fire fire….