Sumber gambar |
Ia tercekat. Napasnya mulai menipis perlahan. Matanya setengah kabur.
Tidak terbayang lagi perjalanan indah menyusuri taman. Mungkin juga tidak akan ada lagi pelukan saat pulang.
“Tabahlah. Kamu akan kuat menahannya. Selama ini kamu tak pernah henti menguatkanku. Aku yang tidak pernah tersenyum pada orang lain selain kamu.” Seseorang menempel di balik pintu kaca ruang gawat darurat. Wajahnya terlihat iba. matanya begitu pedih. Sayang sekali, selama ini dirinya tak pernah berdoa. Ia tak tahu apa bisa mencobanya di saat seperti ini.
Hidup ini terlalu sepi… dan gelap.
“Alin, bangunlah. Anjingmu kini sudah tiada.”
Doanya tidak terkabul. Alin ingin bertemu malaikat. Lebih dulu.
Duh kasian.. 🙁
Kadang hewan peliharaan itu bukan sekedar binatang, tapi uda jadi keluarga yah.. Btw, fiksinya bagus 😀
Pemilihan katanya sudah baik. Perhatikan lagi tata cara penggunaan 'di' sebagai kata depan, yah. Di balik, bukan dibalik. 🙂
FF bikin membacanya ini harus jeli banget yak hehehe
iya, terinspirasi dari drama. abis suka pada bawa anjing sih kemana-mana x)
wah makasih kak dibilang bagus, tapi ini masih banyak kekurangan kok 😀
terimakasih sudah berkunjung dan membaca…
yap… makasih kaaaak 😀 sudah dibenarkan nih, hihihi
heuheuheu, iya kak. akupun suka dibikin bingung sama penulis FF X)
Wuiihii~ Bikin FF. 😀
Dapet twist-nya. Aku kira yang sakit manusia, nggak taunya guk-guk. ._.
iya rim, guk-guk itu panggilan sayang aku ke kamu, inget kan? *ditojos*