Sumber gambar |
Pertama mengenal mbak Dee adalah seorang penulis ketika saya SMA. Sebelumnya, mbak Dee atau Dewi Lestari yang saya kenal adalah seorang penyanyi sekaligus istri dari Marcell Siahaan, seorang penyanyi juga. Saya mengetahui bahwa ternyata beliau adalah seorang penulis juga lewat buku pertamanya yang cukup populer mendobrak dunia sastra di Indonesia, yaitu Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, yang pada tahu 2014 kemarin filmnya mulai muncul di bioskop-bioskop tanah air.
Menurut saya, buku yang bergenre scince fiction tersebut termasuk buku yang keren, meskipun di beberapa partnya banyak yang susah saya pahami karena terlalu ilmiah untuk dicerna oleh otak saya yang masih anak SMA polos dulu, hehe. Tapi saya suka, meskipun ilmiah tapi tetap romantis.
Berlanjut pada buku kedua beliau yang saya baca, yaitu “Perahu Kertas.”
Keinginan membaca buku tersebut ketika saya melihat sebuah iklan film yang akan tayang di bioskop, ya Perahu Kertas itu. Melihat Official Traillernya di youtobe saja membuat saya tertarik ingin menonton. Setelah saya cari tahu ternyata film tersebut diadaptasi dari novel karya mbak Dee beberapa tahun silam. Mulailah saya cari-cari tahu tentang buku tersebut. Dan yang bikin bahagia, saya menemukan ebooknya di internet. Tanpa pikir panjang, langsung saja saya eksekusi buku tersebut.
Kalian tahu apa yang saya rasakan setelah membaca buku tersebut?
Gila!
Mbak Dee gila!
Bikin saya jadi gila!
Kalian tahu, saya nggak peduli meski mata saya perih, punggung saya lelah, kepala saya pusing, hingga perut saya mual-mual karena terlalu lama duduk di depan layar netbook untuk baca Perahu Kertas. Saya nggak peduli semua itu karena saya nggak bisa berhenti membacanya 🙁
Saya begitu mencintai tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Kugy, Keenan, dan Remi.
‘Radar Neptunus’, ‘Agen Neptunus’, dan isi cerita yang nggak pernah saya lupa. Membaca berkali-kalipun nggak membuat saya jadi bosan.
Dari novel Perahu Kertas tersebut saya benar-benar menemukan kecintaan terhadap karya-karya beliau. Sebab saya begitu menyukai bagaimana beliau menuturkan kalimat demi kalimat, menyampaikannya dengan bahasa yang begitu menjiwai. Mbak Dee adalah seorang penulis yang nyentrik tetapi memiliki romantisme yang tinggi.
Menyusul Filosofi Kopi, Rectoverso, dan Madre yang kemudian saya baca.
Dari ketiga buku tersebut saya belajar bahwa sebuah karya tidak harus terkungkung oleh bentuk. Dulu, saya kira sebuah karya yang paling ternilai adalah novel. Ternyata tidak. Menurut beliau, idelah yang menentukan bentuk. Ada ide yang cukup diungkapkan lewat puisi, tapi ada juga ide yang perlu ruang lebih lebar seperti novel. Dan ketiga buku omnibook tersebut tak kalah romantis dan keren dengan novel-novel yang beliau buat. Bikin saya tambah jatuh cinta dengan karya-karyanya.
Rectoverso dan Madre sudah dibuat adaptasi filmnya, tapi Madre saya belum tonton. Susah mencari di youtobe atau di web lainnya. Kalau ada yang tahu link downloadnya, beritahu saya, ya. 😀
Untuk Filosofi Kopi, April 2014 ini akan tayang di bioskop indonesia.
“Rectoverso adalah sebuah impian yang panjang, karena sketsanya dari tahun 2006. Ini awalnya datang dari lirik lagu, cerpen dan bertahun-tahun kemudian ada tawaran dari Marcella untuk memfilmkan. Jadi ini dari ruang dengar dan visual bisa terwujud. Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Ini pengalaman yang multidimensi bagi aku. Semoga dapat menikmati karya besar ini.” YangMuda.COM, Jakarta.
Yang terakhir…
Meskipun belum pernah bertemu, Mbak Dee selalu menjadi guru saya dalam belajar menulis. Semoga suatu saat saya bisa belajar langsung dengan beliau. Aamiin 🙂
Buku beliau yang sudah saya baca:
Supernova: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh
Sumber gambar |
Sumber gambar |
Perahu Kertas
Sumber gambar |
Sumber gambar |
Filosofi Kopi
Sumber gambar |
Sumber gambar |
Rectoverso
Sumber gambar |
Sumber gambar |
Madre
Sumber gambar |
Sumber gambar |
Sisanya, keempat buku Supernova lain belum baca. Petir, Akar, Partikel, dan Gelombang.
Monggo, yang mau kasih saya buku-buku tersebut ^_^
Selamat membaca,
Semoga bermanfaat.
Maaf kalau saya berlebihan ^^
Terimakasih,
#1Day1Dream hari kesebelas
dewi dee lestari emang top.
perahu kertas sama supernova itu wow banget, selain lagu malaikat juga tahu. salute :))
wah sepertinya seru-seru nih karyanya mbak Dee, biasanya cuman liat di tv karya yg di filmkan tapi kurang dapet kesan. Emang kalo dari buku itu lebih dapet dan banyak bagian buat nonjolin sifat para karakter. Nanti nyobain beli deh yang supernova, tertarik sama genre sci-fi-nya nih xD
umm.. jadi penasaran sama supernova ^^
Inspiratif banget ya Dee ini, dia kalo nulis katanya harus nolak2 semua tawaran syuting dan nyanyi loh, jadi kayaknya harus fokus banget kalo nulis
Dewi Dee lestari emang salah satu penulis hebat Indonesia. Aku juga kagum sama beliau. Pengolahan kata-katanya di setiap novel yang beliau tulis lain dari pada penulis yang lain. Pokoknya the best best best 😀
wah udah banya juga ya, bukunya mba dee
'malaikat juga tahu' ada dalam rectoverso ^^
seperti itulah beliau..
beliau bilang, buku dan film punya rasanya masing-masing ^^
silahkan beli, sekalian beliin buat saya hehehe. selain supernova, saya sudah baca semua. supernova pujn baru satu dari lima bukunya 😀
yang selain supernova pun nggak kalah keren 😀
beliau bilang, kalo udah nulis tuh berasa di goa 😀
yup… ^^
iya, sudah sembilan buku ^^
Sama, ya suka mbak Dee, juga nulisin buat #1Day1Dream :''')
Mungkin kita jodoh(?).
Berarti saya beruntung ya, pernah ketemu beliau :p
hahaha, bisa jadi x)
hmm 🙁