Ada banyak jenis video pembelajaran di mana-mana, yaitu mulai dari cara memasang mesin mobil serta cara merakit kursi hingga cara membuat parfum.
Banyak orang berpikir bahwa mereka sudah tahu bagaimana caranya melakukan sesuatu dengan cukup baik, bahkan mereka bisa saja membagi video mereka sendiri untuk mengajarkan keterampilan atau teknik yang mereka punya. Padahal kenyataannya belum tentu tutorial itu benar.
Adanya YouTube serta kemudahan untuk berbagi video lewat sosmed maupun aplikasi chat membuat kita menjadi lebih mudah untuk mengamati bagaimana orang lain dapat membuat video. Sebagian besar video yang kita lihat mungkin saja buruk, tetapi kita pun dapat belajar sesuatu dari hal yang buruk maupun yang baik.
Seperti genre film atau video lainnya, video pembelajaran memiliki kebutuhan tertentu yang mungkin tidak digunakan oleh video lain. Film dokumenter tidak harus memberitahu kita bagaimana orang dahulu kala dapat membangun piramida, mereka hanya perlu berspekulasi tentang bagaimana hal itu bisa terjadi.
Baca Juga: 5 Kunci Menarik Pembeli di eCommerce, Yuk Jualan Online!
Film aksi pun tidak harus memberitahu kita cara meredakan bom, mereka hanya menyiratkan bahwa itu dapat dilakukan dengan memotong kabel hijau atau mungkin kabel merah. Dan para penonton pun mempercayainya.
Video pembelajaran atau cara membuat video pembelajaran memerlukan sesuatu hal yang dapat membuat para audiens mereka tidak hanya mengerti langkah-langkah untuk membuat suatu hal, tetapi juga dapat meyakinkan mereka bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan benar. Video pembelajaran yang baik akan mengikuti elemen-elemen berikut agar audiens bisa menganggap video kita menarik:
Manfaatkan Skrip dan Jangan Bertele-Tele
Terlalu banyak orang cenderung ingin melompat langsung ke bagian yang paling menarik. Mereka cenderung tidak bekerja menggunakan skrip, storyboard, shot sheet atau jenis rencana apa pun untuk membuat video pembelajaran mereka. Ini membuang waktu yang cukup banyak serta tidak menginformasikan audiens dengan baik, bahkan poin-poin penting dapat terlewatkan atau terjemahan yang kurang tepat.
Baca Juga: Pekan Olahraga Otak ZenCore, Kuy Jadi Jagoan Adu Otak!
Ikutilah format yang sama untuk setiap video yang dibuat, terutama jika video tersebut dibuat dalam seri yang sama. Lalu, buatlah skrip bahkan jika itu hanya daftar langkah-langkah untuk diilustrasikan. Kemudian, bacalah naskah dengan suara yang lantang dan pahamilah bahwa mengucapkan kata-kata berbeda dengan hanya membaca kata yang tertulis.
Yang terakhir, buatlah daftar kedua dalam skrip tentang semua alat peraga atau alat yang diperlukan dan susun di atas meja di luar area pengambilan video sesuai urutan yang diperlukan. Bila dirasa membacakan narasi cukup sulit untuk dilakukan, maka kita bisa memakai jasa freelance voice over Indonesia untuk membantu kita.
Buatlah Seringkas Mungkin
Saat ini, banyak orang memiliki rentang waktu yang sangat pendek untuk memperhatikan isi video, terutama untuk video yang diunggah di internet. Pada umumnya, mereka memiliki banyak gangguan yang menjauhkan perhatian mereka dari video yang sedang ditonton. Jika jenis video “How To” adalah teknik yang sederhana, cobalah untuk membuatnya sepanjang 2 hingga 5 menit.
Jika video pembelajaran membutuhkan lebih banyak keterampilan dan keterlibatan yang lebih lama, buatlah maksimal 30 menit. Dengan format video 30 menit atau lebih, coba temukan tempat yang baik untuk membaginya menjadi segmen yaitu masing-masing 3 hingga 5 menit. Beri pemirsa waktu bernapas di antara langkah-langkah. Jika video diharuskan untuk berdurasi lebih dari 30 menit, bagi menjadi 2 atau lebih video terpisah.
Baca Juga: Storytel Audiobook Indonesia, Pengalaman Menikmati Buku yang Berbeda
Audio Sangatlah Penting
Para pembuat video membicarakan tentang pentingnya audio yang bagus seperti tidak mendengarkan kaset yang rusak. Beberapa orang masih tidak mengerti bahwa penonton bisa saja masih dapat memaafkan video yang kurang baik, tetapi mereka akan langsung keluar dari video yang ditontonnya karena masalah audio yang buruk.
Selalu gunakan mikrofon eksternal, jangan pakai mikrofon di kamera untuk menangkap audio presentasi video. Audio yang bagus sangat penting untuk semua jenis video yang dibagikan.
Jika kita mengatur kamera 100 cm dari tempat kita tampil, maka audio akan terdengar seperti berlumpur dan hampa jika berasal dari mikrofon kamera. Kemudian jika Anda bergerak mendekat untuk cutaway jarak dekat, audio akan memuncak karena mulut Anda sekarang lebih dekat ke mikrofon.
Jika dirasa membuat audio yang bagus sangatlah sulit, kita bisa memanfaatkan jasa pengisi suara video dari Fastwork agar kita tidak perlu repot-repot lagi merekam suara.
Latar Belakang dan Pencahayaan yang Simpel
Peralatan atau set yang rumit tidak diperlukan untuk sebagian besar video berjenis “How To”, dan pada kenyataannya sering kali mengurangi subjek yang ada. Dalam kebanyakan kasus, kita akan mendemonstrasikan sesuatu di atas meja atau di depan latar belakang. Jadi buatlah latar belakang sesimpel mungkin, jangan pernah membuatnya terlihat rumit.
Baca Juga: TRAC SMART Protocol: Solusi Berkendara Aman
Kita bisa mendapatkan kain latar yang sudah jadi dengan harga murah. Sebagian besar kain latar memiliki lebar 45 hingga 60 inci dan kita dapat membelinya di toko online. Sprei pun juga dapat dimanfaatkan apalagi seprai itu ukurannya lebih lebar.
Tetap dengan nuansa netral, warna yang lebih gelap akan memamerkan sebagian besar produk dengan baik, tetapi berinvestasilah dalam beberapa kain yang lebih terang jika Anda mendemonstrasikan barang-barang gelap seperti kamera.
Jauhi latar belakang putih, yang cenderung bertarung dengan eksposur yang terlalu banyak, kecuali jika kita memiliki set yang dirancang dengan baik. Atur dua lampu sekitar 45 derajat dari pusat area demonstrasi, satu di setiap sisi. Bahkan lampu berdiri sederhana pun dapat dipakai untuk pencahayaan.
Gunakan Dua Kamera atau Rekam Dua Kali Lalu Edit
Banyak orang yang benar-benar membuat video pembelajaran dalam satu kali tangkapan kamera rekaman panjang. Kita tidak dapat menjalankan kamera dan melakukan demo pada saat yang sama secara efektif, dan memperbesar lalu memperkecil untuk mengilustrasikan poin dapat membuang-buang waktu.
Baca Juga: 5 Tips Aman Gadai BPKB Mobil
Jika ingin menggunakan dua kamera, tetapkan Kamera A sebagai kamera utama, dan kaitkan mikrofon ke sana, dan atur kamera B untuk cutaways dan close up, kemudian juga rekam audio dari kamera B untuk mempermudah sinkronisasi video nanti.
Jika menggunakan satu kamera, pertimbangkan untuk melakukan seluruh demo satu kali, tidak dipotong, dengan kamera pada tripod, lalu ambil lagi untuk close-up dan cutaway baru setelah itu edit sesuai kebutuhan.
Jadi begitulah cara membuat video pembelajaran yang menarik sehingga banyak audiens yang akan memperhatikan video kita dan menontonnya sampai habis.