Cuitan · Januari 20, 2022 11

Blog Tempat Bersandar

blog

2022 ini adalah tahun yang–jujur saja–sangat berat untuk aku. Kehilangan pekerjaan yang sudah lima tahun penuh kugeluti. Aku memulainya di awal tahun 2017, dan ternyata harus mengakhirinya di awal tahun 2022.

Sebagai orang yang kurang memiliki percaya diri yang tinggi, tentu saja ini hal yang cukup sulit kurelakan. Bukan perjalanan mudah untuk aku bisa berjuang dan bertahan. Belajar dari segala kebodohan, keminderan, kekakuan, hingga perlahan-lahan, sedikit demi sedikit bisa membangun kepercayaan. Namun setelah kehilangan itu semua, aku merasa seperti berputar ke tempat semula.

Kalau boleh jujur, rasanya sangat sedih, sampai-sampai aku tidak bisa menangis lagi. Tapi bagaimana lagi, hidup memang seperti ini. Satu-satunya jalan terang yang kumiliki saat ini hanyalah blogku ini.

Perjalanan Bertumbuh

Aku juga tak menyangka sudah membangun blog ini selama 12 tahun lamanya. Dua bulan lalu umurku beranjak 26 tahun, yang artinya blog ini telah merekam lebih dari separuh perjalanan hidupku. Dari dulu aku tak mahir memegang kamera untuk merekam apa saja, aku hanya bisa menuliskan segala yang tak bisa kubicarakan dengan orang-orang dewasa. Sungguh, blog ini adalah perjalananku bertumbuh.

Bertumbuh dalam arti yang sebenarnya.

Blog ini aku buat saat usiaku menginjak 14 tahun, tepatnya kelas 3 jenjang sekolah menengah pertama tahun 2010. Memang sedari kecil hobiku menulis apa saja; karangan, puisi, hingga curahan hati yang memenuhi buku pelajaran. Tak heran kalau guruku pernah iseng membacakan curhatanku di depan kelas saat mengumpulkan buku tugas. Malu? Tidak usah ditanya.

Baca Juga: 5 Blogger Perempuan Inspiratif

Begitu pula saat SMA. Aku tidak kuat belajar dan mendengarkan guru di kelas lama-lama. Pilihanku hanya tiga, tidur atau menulis apa saja. Yang ketiga? Ya dua-duanya. Sehingga, blog benar-benar menjadi wadah untukku berbagi keluh kesah–dan jika boleh dibilang–dan berkarya. Lumayan paling tidak dulu aku sempat dicap sebagai blogger galau. Ya memang kurang lebih blogku berisi cerita patah hati.

Memulai dari Blogspot

Antusiasku terhadap blog tidak pernah berkurang sejak awal. Aku mempelajari semua yang ingin kulakukan untuk memperkeren dan mempercantik blog ini melalui Google. Benar-benar semuanya kupreteli untuk bikin blog ini makin oke. Aku bahkan bisa menghabiskan bermalam-malam mengoprek blog hingga mual. Dari zaman masih pakai platform Blogger yang apa-apa kudu tau kode-kodean. Iya, blogspot.

Kalau diingat-ingat agak lucu dan menggelikan juga sebenarnya. Dulu blogspot-blogspot dipenuhi dengan berbagai pernak-pernik–yang dulu aku anggap lucu sih–kayak filter salju-saljuan, daun-daun berguguran macam anak senja, sampai pasang lagu-lagu mellow yang kalau lagi nyetel volume tinggi bisa bikin pengunjung jantungan. Btw, aku pernah diprotes karena ini, “lagunya enak banget, tapi bikin budeg.” XD

Dari Pantun Jadi Domain

Punya domain adalah salah satu wishlist yang kutulis dalam project #1Day1Dream bersama Komunitas Kancut Blenger. Enggak nyangka kalau keinginan itu bisa terwujud dari keisengan semata. Jadi waktu itu, kalau tidak salah sekitar awal tahun 2015, Komunitas Blogfam ngajak pantun-pantunan sebagai perayaan hari jadi. Waktu itu, aku iseng aja sih ikut-ikutan, enggak tau kalau itu kuis berhadiah domain.

Baca Juga: Dari Pantun Jadi Domain

Berbulan-bulan kemudian, namaku di-mention sebagai salah satu pemenang. Woah di situ aku senang bukan kepalang, dapat domain gratis .com selama satu tahun. Sebagai anak yang pada saat itu mau beli jus aja mikir dua minggu, apalagi beli domain enggak mampu, benar-benar jadi anugerah terindah yang pernah kumiliki sih. Aku pernah tulis cerita itu di blog ini, dan banyak yang kasih selamat juga. Jadi makin senang aja gitu rasanya, walau sebenarnya ini hal sederhana.

Habis Domain Terbitlah Cuan

Februari 2016 blogku resmi berubah jadi riangriang.com. Hanya domain saja yang berubah, selebihnya aku masih pakai platform Blogger untuk menunjang kepenulisan. Dalam kurun waktu tujuh bulan, aku merasakan perubahan setelah menggunakan domain saat seseorang dari agensi menawarkan kerja sama iklan. Padahal di waktu yang sama, aku lagi ditempa mati-matian kayak tentara dalam program beasiswa. Jadi, pikiran pun agak terbelah dua.

Tapi sepulang “penyanderaan” itu, aku mulai membalas email tersebut berbekal pengetahuan dari tanya rekan-rekan blogger lain. Untungnya mereka baik dan mau membantu aku kasih rate untuk agensi. Dan ya, rate itu diterima dan setelah kerja sama selesai, dapatlah aku uangnya. Benar-benar uang pertama dari hasil ngeblog. Dan uang itu langsung aku kasih semua ke Mama. Aku bilang ini honor pertamaku, mau aku kasih ke Mama. Dia terkejut-kejut tapi seneng. Padahal habis itu, aku juga puyeng tetep gak bisa beli jus, hahaha.

Migrasi ke WordPress

Pertengahan 2020, aku memutuskan untuk migrasi blog dari Blogspot ke WordPress dengan bantuan seorang teman blogger. Agak panjang sebenarnya pemikiran sampai ke sini karena tentu saja aku harus mengeluarkan budget tambahan untuk kebutuhan hosting. Tapi, Sahabat Hosting enggak perlu takut migrasi karena ada banyak penyedia hosting murah yang enggak bikin kantong jebol.

Memang sih jadinya agak puyeng juga setelah 10 tahun pakai Blogspot terus diharuskan memahami WordPress, tapi lama-lama enjoy juga. Iklan masuk beberapa, tapi tulisan lagi gak banyak juga karena sibuk-sibuknya kerja.

Sampai kemudian, aku lupa karena apa tepatnya, bergabunglah aku dengan grup Blogger Ruang Tunggu (BRT) dan ikut kelas SEO Juni. Jujur ini adalah kelas paling pusing yang pernah aku ikutin. Lebih ke gila ya, 10 tahun ngeblog ternyata aku enggak tau apa-apa. Di sana kita benar-benar diajarin ngebengkel dalaman blog kita. Yang hasilnya benar-benar di luar dugaan sih. Kepusingan itu jelas-jelas sangat terbayar tuntas. Domain Authority yang dari dulu stuck di 12 terus tiba-tiba melonjak jadi 33.

Jujur dari dalam hati, benar-benar bahagia banget rasanya. Dulu mau daftar atau ikut campaign selalu mundur karena lihat DA minimal 15. Sekarang bisa ikutan daftar apa aja gitu. Sungguh-sungguh aku ucapkan terima kasih banyak kepada Mas Pewe, Kak Mon, Kak Gilang, dan segenap kru yang bertugas.

Yang Mulanya Sampingan, Kini Jadi Tempat Bersandar

Setelah DA dan DR melaju pesat, aku enggak bisa memungkiri bahwa penawaran job iklan jadi lebih banyak dari sebelumnya. Di sela-sela kerja, aku sempatkan untuk mengerjakan campaign-campaign yang berjalan hingga mengejar deadline tulisan. Pekerjaan sampingan sebagai blogger sangat-sangat membantu kebutuhan hidupku sehari-hari. Rasanya senang menulis sesuatu yang dibayar.

Dari pertemanan dengan blogger-blogger lainnya pun membuat aku membuka mata lebih lebar untuk mencoba peluang-peluang lain yang ada. Ternyata ada banyak hal yang belum kucoba. Itu menambah pengalamanku untuk bergerak maju.

Kini, setelah aku kehilangan pekerjaan, blog ini sangat membantuku untuk bertumpu. Paling tidak aku bisa tetap produktif bekerja di masa-masa penantian panggilan kerja. Aku masih bisa mendapatkan uang untuk makan dan jajan, juga ngasih Mama tentunya. Pada akhirnya, blog jadi tempat bersandar dan rumah untuk pulang. Hahh.. rasanya aku bisa sedikit bernapas lega.

Terima kasih juga untuk kekasih yang terus memberikan support di masa-masa seperti ini. Blog dan kamu adalah dua hal yang membuatku tidak begitu frustrasi. Ya, walau, gelisah dan takut tetap membayangi. (Kali ini ungkapannya bukan iklan, dijamin. Tapi bisa kali ya habis baca ini bawain cokelat).