#1Day1Dream · Januari 15, 2015 5

Azhar Nurun Ala #1Day1Dream

Sumber gambar

Kak Azhar Nurun Ala. Lahir di Lampung Tengah, 16 Maret 1993. Penulis yang sudah mengeluarkan tiga buku tersebut telah menikah pada tanggal 9 Maret 2014. Buku-buku yang sudah Kak Azhar terbitkan, yaitu: Ja(t)uh, Tuhan Maha Romantis, dan Seribu Wajah Ayah. Dua dari tiga buku tersebut sudah saya miliki. Dan kesemua bukunya diterbitkan dengan self publishing.

Setiap buku yang beliau terbitkan mampu membuat orang lain tertarik untuk membelinya. Terlebih, orang yang sudah lama membaca karya tulisan kak Azhar di blognya. Termasuk saya sendiri. Sekitar tahun 2013 saya mengenal beliau lewat blognya tersebut. Dan saya langsung jatuh cinta dengan beliau, eh maksudnya dengan tulisan-tulisan beliau, hehe. Sebab, ketika saya membaca tulisan-tulisan kak Azhar, saya seperti sedang bercermin. Karena seringkali yang beliau tulis adalah kenyataan yang mungkin dan memang sedang saya alami. Sehingga saya benar-benar merasakan setiap kalimat yang beliau tulis. Puitis dan ajaib. Menyesakkan sekaligus mampu menciptakan setiap rindu dengan baik. Barangkali karena itu, saya menjadikan beliau sebagai salah satu inspirasi saya dalam menulis.

Sumber gambar
Kak Azhar dan Istrinya, Kak Vidia Nuarista

Tadinya, waktu tahu kak Azhar mau nikah, saya sedikit merasakan patah hati. Tapi, karena saya lihat calon istrinya cantik dan sepertinya baik serta shalihah, jadi saya ikhlaskan saja. Hahahaha
Mereka romantis. Apalagi kalau lihat foto-foto di instagram beliau. Beuh, bikin ngiri! :p

Sumber gambar

Beberapa tulisan favorit dalam Ja(t)uh:

“Berhenti di sana. Jangan lagi kamu berjalan meski pelan-pelan. Aku takut ketika kamu jatuh, tanganku belum siap di sana untuk menangkapmu. Jadi tunggu dulu. Jarak dicipta, tiada lain agar ia punya makna. Maka stop. Berhentilah di sana. Adanya rasa bukan untuk diterka, jadi biarlah ia tetap indah sebagai sesuatu yang tidak disangka. Suka tidak suka.”

“Kamu ingin tahu bagaimana rasanya seketika lupa cara bicara? Jadilah aku, lalu temui dirimu. Esok, lusa, atau kapanpun kamu bersedia. Maka kamu akan merasakan getar-getar itu: gempa bumi pribadi yang membuat jiwamu seolah luluh tanpa daya.”

“Menjauh untuk menjaga. Kau tahu, sejujurnya aku benci konsep itu.”

“Dalam hidup, yang berhak jatuh hanya hati.” 

Beberapa favorit dalam Tuhan Maha Romantis:

“Barangkali karena sebagian kebahagiaan tak bisa diulang, kita menjadi pecinta rekaman, pengagum kenangan. Barangkali karena kita tak punya kuasa memaku waktu, kita mengenang keindahan yang kita jumpai dalam gambar-gambar, dalam kata-kata – rentetan aksara yang bisa kapan saja kita baca. Maka jangan salahkan siapa-siapa bila diam-diam aku menyimpan gambarmu. Jangan salahkan siapa-siapa bila terlalu banyak sirat namamu dalam puisi-puisiku.” 

“Hadirmu memanggil kembali ingatan-ingatan lamaku tentangmu. Tentang rasa jatuh cinta luar biasa yang pernah—dan sejujurnya masih—membuncah di dalam dada.”

“Kita apa adanya, dan bersepakat untuk membiarkan luka ini sembuh dengan sendirinya—bersama waktu, dalam penantian yang lugu.” 

“Seberapa yakin kamu bisa menjaga, merawat dan menumbuhkan seseorang menuju derajat kehidupan yang lebih tinggi, sebesar itulah cintamu padanya. Cinta, pada awalnya adalah keyakinan. Namun, ia lumpuh tanpa diikuti dengan kemampuan.”

“Ketika ekspresi rindu adalah doa, tak ada cinta yang tak mulia.”

Adapula lagu Tuhan Maha Romantis, yang kini menjadi salah satu lagu kesukaan saya. (:

Selamat menulis, semoga bermanfaat.

#1Day1Dream hari kelima belas…