Cuitan · September 19, 2016 2

Akademi Indonesia Kreatif (AIKA) 2016

Baca: 5 Mahasiswa AIKA Memulai Proses Belajar di Kantor Redaksi biem.co (17/08/2016)
Hmm, kok masih tetep Kabupaten Serang ya ~.~
Hmm, apakabar? Wah kayaknya lama banget ya nggak nulis. Makin ke sini, makin merasa nggak produktif, deh. *emot nunduk di whatsapp*
Saya ingin berkabar. Jadi ceritanya Sabtu lalu, tepatnya tanggal 17 September 2016, saya resmi menjadi salah satu―hmm apa ya sebutannya. Mahasiswa? Ranger?―dari Akademi Indonesia Kreatif (AIKA), setelahnya saya sebut AIKA.
Jadi, AIKA itu semacam ajang bakat yang kalau malam eliminasi suka dibawain koper, ya?

Bukan, itu mah Penghuni Terakhir.

Hmm. AFI, keles.
Saya jadi membayangkan ajang-ajang jaman dulu yang sekarang udah nggak ada. AFI, Penghuni Terakhir, sampai ke Be A Man. By the way, ada yang tau acara Be A Man, nggak? Dulu saya suka nungguin lho buat nonton acara itu. Sampai-sampai saya sering pindah nonton tv di warung nemenin Abah, karena sepi aja di rumah. Soalnya acaranya malem banget. Kadang bisa mulai jam 11 malem. Kangen Abah jadinya.
Kalau nggak tahu, Be A Man itu acara di mana semua pesertanya adalah laki-laki yang ke-perempuan-perempuanan gitu, bahasa kasarnya waria lah. Jangan salah tapi, ada yang cantik gila lho. XD
Jadi, mereka bak waria-waria yang diperkasakan lah karena sistemnya kayak pelatihan militer gitu. Kan, lucu ya, lihat banci-banci dimiliterin, alay-alay gemez geli gimanaaa gitu. Suka banyak konfliknya juga sih kayak Penghuni terakhir.
Hmm, kenapa jadi asyik bahas acara jaman dulu. Back, back, back.
Jadi, AIKA itu adalah semacam beasiswa dalam bentuk pelatihan yang diberikan Banten Muda untuk anak-anak muda yang ingin belajar dan berkiprah di bidang kreatif. Dalam hal ini, yaitu Kepenulisan, Web Developer, Desain Grafis, dan Multimedia. Hanya saja, kali ini bidang yang baru dibuka adalah Kepenulisan. Dan saya mendaftar di bidang Kepenulisan.
Untuk bisa diterima, saya harus mengikuti beberapa proses. Mulai dari mengirimkan berkas-berkas pendaftaran, kemudian seminggu setelahnya saya dihubungi lewat sms dan telepon untuk melakukan wawancara. Saya nggak tau berapa banyak yang ikut, tapi tersaringlah sebanyak 10 orang untuk melakukan wawancara.
Sumber: Panitia (10/08/2016)

Usai sesi wawancara, dikatakan bahwa kami akan dihubungi lewat telepon jika berhasil lolos. Kalau tidak ada telepon dalam waktu seminggu, artinya kami nggak lolos. Maka, sehari setelah lebaran, saat saya baru mulai tidur, ditelepon lah saya oleh panitia. Ngantuk-ngantuk gimana gitu ya jawab teleponnya 😀
Sehingga, pada Sabtu lalu, mulailah saya dan keempat orang lainnya, yaitu: Putri dari Tangerang, Resti dari Pandeglang, Aldi dan Jisung dari Cilegon. Bersama mereka, tertawalah kami di Kantor Redaksi biem.co. Karena Pak Mahdi―yang jadi mentor―bikin ngakak mulu.
Pertemuan pertama dilakukan sesi perkenalan dan penandatanganan kontrak. Masing-masing dari kami memperkenalkan diri dan menceritakan tentang mimpi, cita-cita, dan pengalaman hidup dari yang terbaik hingga terburuk. Kata Pak Mahdi, hal tersebut dilakukan agar bisa mengetahui karakteristik satu sama lain. Ini juga adalah upaya agar kami tahu di mana letak titik potensial kami ketika selesai pelatihan di AIKA nanti. Seperti misalnya, Jisung dan Putri yang mungkin cocok menjadi wartawan politik, Resti menjadi wartawan yang berhubungan dengan pendidikan, Aldi mungkin bisa fokus ke wartawan olahraga, dan saya sendiri katanya cocok di Human Interest-nya. Pas giliran saya malah ditanya, “Kamu ngerti maksudnya Human Interest, kan?” Hahaha.
Itu hanya opsi dari Pak Mahdi. Tentu saja nanti kami yang akan menentukan sendiri di mana nyamannya kami.
Pak Mahdi juga mengenalkan diri dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidupnya yang terasa berliku-liku itu. Di akhir kalimat, beliau bertanya mana bagian yang nyata dan fiksi dari cerita beliau tadi. Tapi kemudian itu jadi misteri karena kami nggak tau apakah memang ada yang fiksi dalam cerita tersebut. Sebab ceritanya meyakinkan sekali. Dan kami semua terpukau.
Setelah itu kami makan siang bersama. Dilanjut dengan sholat dzuhur. Kemudian, karena menunggu petinggi-petinggi di biem.co yang belum datang, akhirnya kami menggunakan waktu untuk download-download cantik. Sampai akhirnya Om Irvan (CEO Banten Muda) dan Kak Chogah (Pimred biem.co) datang dan memberikan petuah-petuah bermanfaat untuk kami berlima agar kami bisa mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya dan seserius mungkin. Terlihat dari isi kontrak yang lumayan berat juga. Semoga dalam hal ini tidak serta merta menjadi beban untuk kami berlima, khususnya saya :’)
Sumber: Panitia (17/08/2016)

Barulah kemudian sesi penandatanganan kontrak oleh Pak Mahdi dan masing-masing dari kami. Jadi, setiap hari Sabtu selama tiga bulan, kami akan dilatih teknis-teknis menulis berita, bagaimana berkomunikasi dengan narasumber, membuat daftar pertanyaan dan lain sebagainya. Selain berita, nantinya kami juga akan diajari bagaimana membuat artikel, product review, dan advertorial. Di sini, memang tidak ada sangkut-pautnya dengan sastra. Di sana, kami akan ‘digembleng’ menjadi jurnalis. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa sekali, mengingat saya dulu pernah sedikit membayangkan menjadi seorang jurnalis.

Sumber: Panitia (17/08/2016) Penandatanganan Kontrak AIKA 2016

Setelah pelatihan tiga bulan berakhir nanti, kami harus melakukan magang di biem.co selama satu tahun. Saya sendiri berharap, selama kegiatan pelatihan dan magang nanti, mudah-mudahan aktivitas kami di luar itu tidak ada yang terganggu. Mengingat kebanyakan dari kami adalah mahasiswa dan juga ada yang sedang mencari kerja. Dan saya pun lagi, ehm, skripsian *bisik-bisik*. Oh iya, by the way, ternyata kami adalah angkatan pertama di program ini. Wooho.
Doakan kami, ya.  Semoga bisa menuju puncak gemilang cahaya mengukir cita seindah asa. Menuju puncak impian di hati, bersatu janji kawan sejati. Pasti berjaya di akademi fantasi~ *malah nyanyi AFI
Terimakasih Banten Muda. Terimakasih biem.co. :))