Prangko · Agustus 24, 2012 0

Lembaran Konstelasi #1

Kalo malam ngucapin selamat tinggal, bisa aja angin ikut nemenin. Tapi masih ada langit yang siap bertahan, bukan hanya sejam. Penggalan waktu yang cukup menyenangkan, tidak muak hanya karena kesesuaian.
Malam ini masih kusut seperti biasa. Cuma ada satu bulan sabit yang terlihat kesepian karena tidak ada bintang disisinya. Tapi setidaknya disana aku bisa liat Ajuj. Jadi Kinanthi sementara di malam hari. Berceloteh tentang banyak hal yang karam. Sesekali mencari Neptunus, siapa tahu sudah pindah keatas langit. Karena mencari aliran air susah, mau tidak mau tidak bisa melihat tarian perahu yang akan sampai kelaut.
Malam hari mulai penuh cerita, karena malam titiknya sudah penuh dan hampir tumpah. Terus bertahan kondisi seperti ini, tidak tahu sampai kapan angin membawa ke muara. Setelahnya jatuh lalu tercerai. Andai konstelasi yang aku mau itu bukan hanya hantu di sudut pikir. Jadi mau aku diam atau tidak berbuat apapun, dia tetap realitas. Tidak lagi jadi hantu. Tapi kadang ini emang anomali. Perasaan, situasi, ruang, waktu. Kadang emang gak bisa terganti untuk hal-hal tertentu. Meski bumi hanya sedang berputar. Apa masih bisa mengeja satu rasi yang tidak terpatri?